“Konser yang indah, yang bagus. Konser yang bisa jadi jembatan. Aku pikir dia warga dunia, dia mengambil semua itu dari alam semesta. Dia pendekar lah di musik,” ujarnya ditemui di JCC Senayan, Kamis (7/4).
Menurut Dik konser Kitaro sangat berbeda dengan konser-konser para musisi yang pernah ia tonton. Dik mengibaratkan bahwa musik Kitaro akan terasa jika dinikmati dari kalbu.
“Aku pernah lihat konsernya U2, Linkin Park, ini beda lah, kita harus melihatnya dengan jarak pandang, tanpa lirik tanpa kata musiknya adalah musik kalbu, jadi harus menikmati,” paparnya.
Meski di awal Dik menilai jika musik Kitaro bagus, namun baginya ada yang berasa kurang dan membuat konser semalam terkesan biasa. Menurut Dik konser ini akan terasa pas apabila di setting satu bangunan tua atau di tempat peribadatan.
“Lebih bagus dia main dengan setting di satu bangunan tua, atau di tempat peribadatan itu bagus sekali dibanding dengan yang tadi terlalu biasa sekali. Padahal kita bisa pindahlah setting kota tua ke sini. Aku orang desain seni aku suka dengan setting soalnya,” terangnya.
“Aku pikir kalau dikritik ini konsernya lebih ke dukungan, kalau disempurnakan mungkin settingnya. Ini tertolong oleh soundnya, seperti lampu bola yang memantul kalau itu direspon baik, akan bagus,” tambahnya.
Kalau performancenya? Bagus dia, kalau anda belajar seni anda pasti belajar mengolah rasa. Bagus itu bonus saja,” tukasnya. (kpl/ato/faj)
No comments:
Post a Comment