
Angelina Sondakh © Bola/Hend
“Saya rasa bukan soal intimidasi. Selama saya ikuti, kurang pas disebut intimidasi, atau pun intervensi,” katanya wanita yang akrab disapa Angie ini di Jakarta, Rabu.
Karena pada dasarnya, menurutnya, semua berkesempatan untuk ikut andil dalam proses pemilihan Ketua Umum (Ketum) PSSI. “Termasuk calon yang muncul sejak awal, yakni dari kalangan militer (George Toissuta)) maupun dunia usaha (Arifin Panigoro), unsur pengurus (Nirwan Bakrie), yang akhirnya (telah) digagalkan,” jelasnya.
Istri mendiang Manajer Timnas U-23, Adjie Massaid, itu berpendapat, akan lebih baik kalau calon Ketum PSSI berasal dari latar belakang yang beragam, asalkan memang punya ‘track record’ dalam dunia persepakbolaan,” ujarnya.
Bagi dia, PSSI akan inklusif jika hanya didukung calon-calon lama yang (mau) dicalonkan kembali.
“PSSI itu harus ekslusif, bukan malah inklusif dan massive. Sebab, justru dengan tokoh lama dicalonkan kembali, itu yang membuat PSSI jadi terlihat inklusif, dan itu tidak bagus,” katanya.
Artinya, menurutnya, harusnya ekslusif, tapi tetap bisa dikontrol, karena mereka tidak sepenuhnya organisasi profesional. “Intinya, Ketum PSSI harus ada penyegaran, karena kondisinya sudah tidak kondusif,” tandasnya. (ant/fjr)
No comments:
Post a Comment