“Saya popular tapi ada beberapa teman saya yang popular tapi tidak dipilih karena tidak menunjukkan kesungguhannya. Supaya terpilih dia harus turun ke masyarakat untuk memenangkan hati,” ujarnya saat dijumpai di Bumbu Desa Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/4).
Tantowi menambahkan bahwa dirinya sudah bersafari serta melakukan komunikasi untuk popularitasnya menyangkut pencalonan ini. Bagi Tantowi hal ini cukup perlu, dalam mengenalkan imejnya sebagai calon Gubernur Jakarta.
“Mereka mengenal Tantowi Yahya tapi belum mengenal sebagai calon Gubernur,” paparnya.
Untuk program Tantowi tak ingin mengulang program yang sudah ada seperti banjir dan kemacetan. Pembawa acara televisi dan ikon musik country di Indonesia ini mengusung program yang menurutnya sangat fundamental.
“Ada yang lebih fundamental dibanding banjir dan kemacetan, rasa fundamental itu lebih ke sense of belonging. Ada yang sudah di Jakarta bertahun tahun tapi masih menganggap Jakarta sebagai tempat kost. Kalau saya terpilih, tugas saya adalah membangun yang multi etnis ini,” terangnya.
Tantowi menambahkan bahwa untuk merebut hati masyarakat tidak hanya di Pilkada saja. Namun dari keseharian sang pemimpin dalam masyarakat.
“Ya Gubernur itu harus turun ke Masyarakat, harus mempersiapkan waktu untuk masyarakat, rebut hati mereka tidak hanya di Pilkada. Saya tidak menyebut nama siapa pun, tapi saya punya program seperti itu. Memang harus dimulai dari pemimpinannya, supaya mereka tahu punya pemimpin,” tukasnya. (kpl/ato/faj)
No comments:
Post a Comment