“Donor yang saya terima itu berasal dari putri saya sendiri, yaitu Jehan. Jehanlah yang menyambung hidup saya. Dia sangat berani sekali, salut luar biasa. Dari lahir ibunya juga komentar, jangan-jangan ini kayak bapaknya, mukanya juga mirip. Dia berani diambil livernya separuh. Liver saya udah jebol semua, jadi liver saya dibuang semua diganti pake livernya Jehan,” ujar Djody saat ditemui di kediamannya, Jl. Kemanggisan Raya No. 3, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Djody melanjutkan, sebelum memberikan livernya, Jehan telah meminta izin kepada seluruh anggota keluarga.
“Of course, iya minta izin keluarga dulu. Saya bilang anak laki-laki saya atau orang lain, tapi dokter saya bilang kalau dari anak sendiri, resiko rejection (kegagalan) itu kecil. Liver transplant itu bisa 99 persen berhasil. Setelah transplant, lihat Nur Kholis Madjid berhasil, tapi setelah itu,” jelasnya.
Untuk semua yang dialaminya, Djody mengaku kini bersikap lebih pasrah dalam menjalani sisa hidupnya. Ia lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Saya hari ini berterima kasih sekali masih bisa bermain gitar, walaupun awalnya saya setelah transplant 3 bulan ke WC aja nggak bisa, nulis nggak bisa, muter kanan kiri nggak bisa. Hampir setahun baru mulai bisa nulis, nyanyi, ngomong pakai pipa,” tutupnya. (kpl/gum/bun)
No comments:
Post a Comment