Bedanya, meski hubungan Machica dengan Pak Moer dikaruniai satu anak, namun sudah tidak lagi berstatus sebagai istri, bahkan keberadaan pernikahan itu pun tidak diakui oleh Moerdiono. Sementara Poppy yang dikenal sebagai desainer dan model itu hingga kini masih setia berada di samping Moerdiono, sebagai istri siri dan tinggal bersama.
Poppy bahkan dianggap sebagai perempuan yang sangat berjasa dalam hidup Moerdiono. Karena di saat menghadapi kesulitan karena penyakit stroke dan diabetes, hanya dia yang memberikan perhatian. Moerdiono pun mengaku berhutang nyawa pada anggota DPD RI yang juga dikenal sebagai pengusaha itu.
Poppy dengan rela hati saat itu membawa Moediono yang tengah koma ke Singapura, bahkan tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Sementara keluarga Moerdiono dari istri syahnya, Maryati tidak mengetahui kalau Moerdiono dibawa ke Rumah Sakit.
Layaknya anak muda yang sedang dilanda asmara, Poppy pun menuturkan kalau kedekatannya dengan Pak Moer diawali saling mengagumi hingga tumbuh rasa suka dan cinta. Poppy pun berjanji akan merawat jenazah Pak Moer, jika kelak wafat. Pernyataan itu pun dikukuhkan saat tengah merawat Moerdiono yang sedang koma di Singapura.
Sementara Machica yang konon menikah tanpa restu orang tuanya itu, pada Maret 2005 mulai mengaku pada publik sebagai istri Moerdiono. Itu pun didasari kekecewaan karena sudah tidak lagi mendapat kunjungan. Bahkan kelahiran anaknya, Mohammad Iqbal Ramadan, 5 Februari 1996 tanpa didampingi sang ayah.
Seiring waktu Machica terus memberikan perlawanan atas sikap ‘sewenang-wenang’ Moerdiono. Di antaranya ditunjukkan, pada 24 November 2006 dengan menuduh Moerdiono menyia-nyiakan anak yang ada padanya, karena dengan sepihak menceraikannya.
Machica kembali melawan, saat dirinya mendapat intimidasi dari orang-orang yang diduga ‘dikirim’ oleh Moerdiono. Bahkan kasus ini sempat dilaporkan ke polisi, meski hasil sidangnya tidak diketahui publik.
Seperti tak pernah pantang menyerah, Machica ‘bersafari’ mencari dukungan ke sejumlah organisasi sosial dan puncaknya mengajukan tuntutan ke pengadilan. Hingga pada 10 Juli 2008, pernikahannya dengan Moerdiono diakui sebagai pernikahan sah, meski soal pengakuan anak masih menghadapi penghalang.
Karena pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan menetapkan anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya.
Permintaan isbath nikah, yang dimaksudkan untuk memberikan status bahwa Iqbal sebagai anak Moerdiono pun ditolak, hingga Machica mengadukan hal itu ke Menkumham. Machica keberatan jika dalam akte kelahiran Iqbal hanya tertulis namanya dengan status Iqbal yang anak di luar nikah. Karena itu, hingga kini dirinya malakukan upaya hukum dengan melakukan uji materi terhadap undang-undang Perkawinan ke Mahkamah Konstitusi.
Poppy dan Machica, yang tidak diketahui pernah bertemu atau tidak, pun akhirnya terlibat perseteruan karena persoalan Moerdiono. Machica lapor ke polisi sebagai buntut dari ‘klaim’ Poppy yang mengatakan pernikahan Moerdiono dan Machica tidak pernah ada. Pernyataan itu menurut Poppy, selain berdasar pengakuan suaminya langsung, juga tidak adanya bukti yang mendukung keabsahan pernikahan tersebut.
Sementara Machica dengan keyakinannya siap menunjukkan bukti-bukti itu bahkan akan melanjutkan upaya uji materi undang-undang perkawinan. Poppy dan Machica akhrinya bertemu juga, meski di persidangan. (kpl/dar) Lihat Foto Moerdiono Dan Para Wanita di Sekelilingnya
No comments:
Post a Comment