“Lebih dari itu, bung Franky sahabat sejati yang jujur dalam berkarya. Kami di DPP Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) benar-benar sangat kehilangan seorang teladan,” katanya, di Jakarta, Kamis (22/4).
Ia mengatakan itu kepada ANTARA, sehubungan dengan wafatnya Franky Sahilatua pada Rabu (20/4).
Dharma menuturkan pula, beberapa waktu lalu, ketika mulai dirawat di Singapura, ia sempat menelepon dan berbincang dengan Franky tentang upaya proteksi karya cipta musik di Indonesia.
“Selama ini, kami selalu bersinergi untuk perjuangan bagi perlindungan karya cipta musik Indonesia. Kita amat klop. Padahal saya pernah bersaing dengan Franky untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) PAPPRI,” ujarnya.
Memang, menurutnya, ketika itu dua kali ia memenangkan pemilihan Ketum PAPPRI. Namun, Franky Sahilatua tetap mendukung kepemimpinannya dengan sikap ksatria.
“Dia itu amat menghormati nilai-nilai demokrasi, setia berkawan. Dan Franky konsisten mendorong pembenahan keorganisasian PAPPRI dengan kritik-kritik dan saran yang baik untuk lebih mengangkat harkat dan martabat seniman musik Indonesia,” tuturnya. (antara/bun)

No comments:
Post a Comment