“Dia itu seniman yang bersahaja, polos, dan apa adanya. Saya mengenal Franky sebelum dia terkenal masih pada tahun 1970-an, saya masih SMA. Persahabatan dari Surabaya, kami bawa hingga ke Jakarta,” ungkap Renny.
[Info untuk Anda: "Semua berita KapanLagi.com bisa dibuka di ponsel.
Pastikan layanan GPRS atau 3G Anda sudah aktif, lalu buka mobile
internet browser Anda, masukkan alamat: m.kapanlagi.com"]
“Kita punya tanggung jawab dan nasionalis pada negara ini. Dalam ketidakberdayaan, Franky masih berkarya. Saya pernah ditawari dia untuk menyanyi di NTT. Tapi jadwalnya belum ada, tiba-tiba dia dirawat di Singapura tahun lalu,” sambungnya kala ditemui di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (22/4).
Kepergian Franky untuk selama-lamanya pun bukan berarti banyak karyanya akan hilang. Semua karya Franky dianggap Renny akan disimpannya dalam hati. Bahkan, tidak lama lagi, Renny akan membuat konser Tribute To Franky.
“Hilangnya Franky bukan berarti karyanya hilang. Karyanya akan selalu di hati, seperti almarhum Gombloh. Rencananya, saya akan mengajak teman-teman pengamen di Jawa Timur untuk menggelar konser Tribute To Franky yang dikenal dengan ‘Perahu Retaknya’ itu,” pungkas Renny. (kpl/adt/boo)
No comments:
Post a Comment