Terhitung 365 hari, Zivilia mampu menyabet 10 juta download RBT. Keberhasilan lagu Aisheteru, memboyong angka fantastis tersebut, bukanlah perjuangan yang mudah. Zulfani menuturkan, dirinya dan Idam harus berjuang menyebrang lautan hanya untuk merekam lagu Aishiteru.
[Info untuk Anda: "Semua berita KapanLagi.com bisa dibuka di ponsel.
Pastikan layanan GPRS atau 3G Anda sudah aktif, lalu buka mobile
internet browser Anda, masukkan alamat: m.kapanlagi.com"]
“Saya gak nyangka, dulu bolak balik Jogya, ke Semarang nyari produser. Saya dan Idam ke Jogyakarta. Di Jogya saya rekaman sama Romi musik director kita rekam 10 lagu untuk album. Saya balik ke Kendari ketemu label lokal bikin klip sama Megaswara, lalu ketemu Positif Art terus dibawa ke Jakarta,” terang Zul.
Tak hanya sampai di situ, masalahnya pun di timbul ketika tembang yang mengangkat nama Zivilia itu, dibajak oleh salah satu grup pendatang baru.
“Teman saya bilang di Kendari ada band namanya Zivilia ternyata lagunya sama dengan Salju Band judulnya bukan Aishiteru tapi namanya Jembatan Kenangan, pembajak itu gila,” Sujana, manager Zivilia saat ditemui di Kantor Nagaswara lantai 4 Jakarta Pusat, Kamis (21/4).
Lebih lanjut Zul mengungkapkan, hasil dari RBT tersebut, ia ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan menunaikan Haji. Sementara Idam, lebih memilih membeli ruko untuk membuka usaha di kampung halamannya.
“Nazar sih saya balas budi orang tua, karena awalnya biaya dari orang tua kami. Saya ingin menuaikan orang tua saya pergi haji,” ujar Zul.
“Kalau saya hasilnya ingin beli ruko dan lain-lain selain entertaint buat masa depan keluarga,” lanjut Idam (kpl/buj/faj)
No comments:
Post a Comment