“Saya sering bertemu almarhum Franky Sahilatua di tengah aksi demonstrasi. Franky sering datang dalam acara demo. Kami sering bertemu di sana,” ujarnya saat dijumpai di rumah duka di Perumahan Pelangi Bintaro, Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Kamis (21/4).
Yenny menilai bahwa jika Franky adalah sosok seniman yang mempunyai idealis tinggi serta tidak memikirkan komersialitas pada lagu-lagunya. Franky juga memberikan pendidikan bangsa melalui lagu-lagunya.
“Franky sebagai sosok seniman yang sangat idealis. Dia tidak pernah berpikir komersil terhadap karya-karyanya. Franky ingin mengedukasi bangsa ini melalui lagunya,” paparnya.
Ibu satu anak ini mengaku terkesan dengan lagu-lagu Franky seperti Kemesraan dan Pancasila Rumah Kita. Dia juga pernah dimintai Franky untuk ikut bernyanyi di lagu Anti Korupsi. Namun satu lagu yang membuat Yenny penasaran dengan sebuah lagu yang diciptakan oleh penyanyi kelahiran Surabaya yang terinspirasi pemikiran Ayahnya.
“Saya paling menunggu lagu Franky yang terinspirasi dari pemikiran Gus Dur, yakni Taman Sari Indonesia. Tapi saya belum pernah mendengar lagu tersebut. Padahal, lagu itu sudah sering dinyanyikan Franky dalam setiap kesempatan. Bahkan sudah sempat dibuatkan demonya,” terangnya.
Direktur Wahid Institute ini ternyata masih menyimpan banyak kenangan dengan almarhum. Dari semua pengalaman ini ada satu yang sangat berkesan dan tak akan terlupakan baginya.
“Saat melakukan aksi penggalangan dana untuk dia sendiri. Setelah melakukan aksi penggalangan dana, pada malam hari, paginya saya langsung melahirkan. Itu tidak akan saya lupakan dan selalu akan saya ingat,” tukasnya. (kpl/adt/faj)
No comments:
Post a Comment