“Kartini menurut gue bisa jadi kaya kabar baik untuk mengingatkan perempuan-perempuan kalau kita punya power-power yang besar sekali, maksudnya sudah banyak perempuan yang mendominasi dalam hal apapun,” tegas Adinia menyoal tentang perayaan hari Kartini.
Saat ditemui di Blitzmegaplex Grand Indonesia, Selasa (19/4), Adinia menambahkan bahwa sejatinya persamaan hak antara perempuan dan laki-laki adalah soal pilihan para perempuan itu sendiri. Dia mencontohkan saat wanita mengambil pilihan untuk menikah.
“At the end itu akan jadi pilihan masing-masing, tapi tetap ada konsekuensinya. Kalau perempuan memilih untuk meladeni suami, masak untuk suami dan mengurus suami maka akan ada pandangan perempuan itu adalah perempuan penurut, atau ada juga perempuan yang tidak melakukan hal itu yang punya mindset sama-sama keras dengan suami. Balik lagi, at the end, itu udah pilihan masing-masing,” urainya panjang.
Menyikapi persamaan hak antara perempuan dan laki-laki di Indonesia, Adinia masih merasa ada beberapa kalangan yang ada belum dapat menerima hal tersebut.
“Mungkin ada keluarganya yang melihat itu dan mempertanyakan, ‘Kenapa sih, nggak pilih gaya hidup old skool (konvensional, red)?’. Kalau di film, sekarang banyak sutradara-sutradara hebat membuat film yang dimiliki oleh perempuan. Karena ada sesuatu yang tidak dimiliki oleh laki-laki, tapi dimiliki oleh perempuan,” pungkasnya.
Ia merasa beruntung sebab ia secara pribadi tak kaget melihat persamaan hak seperti ini karena Adinia berasal dari keluarga yang menerapkan persamaan hak sejak dirinya masih kecil. (kpl/dis/dar)

No comments:
Post a Comment