“Semua orang boleh bicara, ini kan negara demokrasi, semua orang boleh beralibi apapun juga. Yang jelas kita lakukan pembuktian, sepanjang ini kita terus melakukan investigasi. Pertanyaan saya, Gufron itu siapa? Apa kapasitas dia, tunjukkan dia sebagai pegawai apa, kok bisa melakukan tindakan yang katanya pelindung anak, itu pertanyaan pertama. Apakah di negeri ini semua orang dengan bebasnya mengambil anak orang dan melaporkannya kemana-mana. Jika sudah jelas asal-usulnya Gufron, baru kita percayai ungkapan dia,” ujar Rudy ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (14/4).
“Kalau Kak Seto silahkan dia membela dirinya. Sebagai tokoh nasional, jika ada anak yang mengadu seharusnya menelepon orang tuanya dan ambil anaknya. Lakukan recovary jika terjadi sesuatu, itu fungsi dari tugas seseorang. Tapi bukan mengatakan lanjutkan dan berada pada orang yang salah. Siapa orang itu katanya bukan pegawainya lagi. Jika lanjutkan ke orang yang lebih kompeten, itu benar. Silakan saja,” tambahnya mengomentari soal Kak Seto.
Saat disinggung mengenai perkataan Gufron yang mengatakan kalau Arumi sempat terganggu psikologisnya ketika mengetahui kalau Rudy bukan ayah kandungnya, dirinya meminta kepada Gufron untuk melebarkan persoalan.
“Gini ya, persoalan ayah biologis atau bukan, kita anggap saja dalam tanda kutip bukan, tapi urusannya dengan ibunya apa? Hubungannya tidak bisa dipisahkan, oke saya pergi, tapi tetap tidak bisa. Jadi jangan ciptakan opini baru, ini kan sudah masuk ranah hukum yang jelas. Bagaimana indikasi ini sudah terlihat jelas. Jangan melintir kemana-mana, tindakan kriminal ini harus jelas dong,” tukas Rudy. (kpl/adt/faj)
No comments:
Post a Comment